Jumat, 09 April 2010

enjoy full learning

Perubahan paradigma dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang mampu mengimplementasikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta mampu mewujudkan perilaku mengajar yang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan perilaku belajar yang efektif. Sebagai pembelajar guru harus terus menerus meningkatkan kompetensi dan meningkatkan kualitas profesi.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti : perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Penguasaan materi pembelajaran merupakan kemampuan strategis yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam rangka mendukung ketercapaian kompetensi/ sub kompetensi secara efektif dan efisien. Sedangkan penyampaian materi pembelajaran yang baik dapat diartikan sebagai segala usaha guru untuk mengelola proses pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan (enjoy full learning), serta beraktivitas tinggi baik mental, phisik, sosial, maupun emosinya. Hal itu dapat dicapai jika didukung oleh kepribadian guru yang matang dan kesadaran untuk mengelola proses pembelajaran dengan mentaati dan menerapkan azas-azas didaktik dalam setiap momentum yang tepat.
R.D. Conners (1980) mengidentifikasikan tiga tahap tugas guru, yang meliputi:
a. Sebelum pengajaran (meliputi program satuan pelajaran, perencanaan program mengajar);
b. Pengajaran, yaitu berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa baik secara individu maupun kelompok;
c. Sesudah pengajaran, antara lan menilai kinerja siswa, mengevaluasi kembali pelaksanaan proses belajar-mengajar yang telah berlangsung.
Hal senada juga dikemukakan oleh James B. Brown seperti dikutip oleh Sardiman A.M (1990:142) bahwa tugas guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Muh Rifai (1989:135) dalam Suryobroto (2002:4) menjelaskan di dalam situasi pengajaran gurulah yang memimpin dan bertanggungjawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melalukan instruksi-instruksi dan tidak berdiri di bawah intstruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas.
Jadi setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpin dan bukan semata-mata mengontrol atau mengkritik.
Dari pandangan para ahli tersebut dapat dimengerti bahwa tugas guru tidak sebatas pada proses belajar mengajar, melainkan saling kait-mengait dan saling mendukung untuk meningkatkan kinerja pembelajaran. Kinerja pembelajaran menentukan tingkat keberhasilan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan tingkat keberhasilan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan tujuan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru, yang didukung oleh kemampuan strategis yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam rangka mendukung ketercapaian kompetensi/ sub kompetensi secara efektif dan efisien. Sedangkan penyampaian materi pembelajaran yang baik dapat diartikan sebagai segala usaha guru untuk mengelola proses pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan (enjoy full learning), serta beraktivitas tinggi baik mental, phisik, sosial, maupun emosinya. Hal itu dapat dicapai jika didukung oleh kepribadian guru yang matang dan kesadaran untuk mengelola proses pembelajaran dengan mentaati dan menerapkan azas-azas didaktik dalam setiap momentum yang tepat.
.

Tidak ada komentar: